Yang
sering menimbulkan salah faham adalah adanya ungkapan: “Jangan memberi sedekah kepada peminta-minta!”, kenapa kita
dilarang memberikan sedekah kepada mereka?, padahal agama selalu menganjurkan
untuk selalu memberi sedekah, bahkan Allah telah menggambarkan betapa besarnya
pahala bagi orang yang suka bersedekah. Sebagaimana firmanNya yang berbunyi:
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karuniaNya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah: 261).
Islam
mencela pengangguran dan peminta-minta. Agama Islam yang bersifat universal
tidak saja berbicara masalah ritual dan spiritual tapi juga menyoroti segala
permasalahan sosial yang selalu dihadapi ummat manusia. Salah satunya adalah
masalah pengangguran dan peminta-minta yang sangat dicela oleh Islam, sebab hal
ini merugikan masyarakat.
b style="">Pertama, pengangguran dan peminta-minta
menyebabkan tenaga manusia bersifat konsumtif, tidak produktif akibatnya mereka
menjadi beban masyarakat.
b style="">Kedua, pengangguran dan peminta-minta
adalah sumber kemiskinan, sedangkan kemiskinan merupakan bumi yang subur bagi
tumbuh dan berjangkitnya berbagai macam kejahatan.
Karena
itulah Islam sangat menentang pengangguran dan mencela orang-orang yang tidak
mau bekerja padahal sebenarnya mereka mampu bekerja.
- b>Memberantas kemiskinan
Islam yang
datang sebagai pembebas bagi seluruh ummat manusia selalu menganjurkan bagi
setiap pengikutnya untuk memberikan sedekah, bahkan sedekah dengan predikat
zakatpun sudah menjadi kewajiban. Dan Islam sendiri mempunyai tujuan tertentu
dalam bidang harta dintaranya adalah memberantas kemiskinan secara bertahap,
melarang hidup dalam kehinaan serta mendistribusikan keadilan secara merata.
- b style="">Bukan Tradisi Islam
Islam
mengajarkan kita untuk selalu bersedekah dan memberikan pertolongan kepada
orang yang memerlukan tetapi Islam tidak mengajarkan pengikutnya menjadi
peminta-minta atau pengemis, bahkan Rasulullah sendiri pernah menjelaskan bahwa
orang yang membawa tambang pergi kegunung mencari kayu lalu dijual untuk makan
dan bersedekah lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang, sebagaimana
sabdanya yang berbunyi: Artinya: “Demi jiwaku yang berada di tanganNya sungguh
seseorang yang mengambil tali di antara kalian kemudian dia gunakan untuk
mengangkat kayu di atas punggungnya lebih baik baginya daripada ia mendatangi
orang kemudian ia meminta-minta kepadanya yang terkadang ia diberi dan
terkadang ia tidak diberi olehnya”. (HR. Al-Bukhari).
Dan beliau juga
memberikan uswah kepada kita agar jangan meminta pertolongan selama kita masih
mampu untuk mengerjakannya. Bukan berarti kita ingin menghindari kewajiban kita
sebagai muslim dan sebagai makhluk sosial, yang walau bagaimanapun diantara
mereka yang meminta-minta tersebut memang pantas mendapatkan sedekah, tetapi
kita hanya berhati-hati agar jangan sampai terjerumus dan terjebak pada
orang-orang yang hanya menggunakan pekerjaan mengemis sebagai topeng dan
menampak luaskan kemiskinan dan terlebih lagi yang kita takutkan adanya
anggapan bahwa Islam adalah agama bagi orang miskin dan terbelakang.
Oleh karenanya
hendaklah para da’i atau pendakwah Islam tidak hanya membatasi dakwahnya dalam
masalah ritual dan spiritual belaka, karena Islam tidak hanya terbatas pada
hubungan vertikal antara Tuhan dan manusia tapi Islam juga mengajarkan hubungan
horisontal yaitu hubungan antara manusia, sehingga jika sistem keseimbangan
yang diajarkan ini benar-benar diterapkan akan dapat menciptakan masyarakat
yang baik atau baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar